BUAT YANG CARI PEKERJAAN:

MamaOla

Jumat, 27 Juni 2008

PROFESIONAL MUDA

Si Bola Keju Oktober 2005 alias baru umur 1 bulan, udah jadi profesional muda.

Rabu, 18 Juni 2008

Minggu, 15 Juni 2008

SOK PAHLAWAN

Sebenernya ini pengalaman aibku yang malu aku ceritain. Pengalaman yang bikin aku nyeeseeeel seumur idup. Terjadi waktu aku duduk dan berdiri di bangku es-em-pe. Aku punya temen sebangku, sohibku, namanya Maulana. Dia orangnya lugu, pintar dan setia. Dia tidak percaya kalo ada orang bisa makan orang alias kanibal. Dia pikir kanibal adalah semacam basketbal, cuman kalo basketbal itu pake basket, kalo kanibal pake kani. Saya juga gak ngerti apa yang dimaksud dengan kani. Oh ya, satu lagi, dia juga gak percaya kalo lubang idung mampet sebelah kiri bisa pindah ke sebelah kanan kalo kepala kita dimiringin ke kiri.

Nah, suatu hari, lagi pelajaran bahasa indonesia. Si guru menuliskan beberapa kalimat di papan tulis untuk bersalin. Eh. Disalin. Judulnya: Nusa dan Bangsa Indonesia. Tapi kemudian... Teng! Teng! Teng! Lonceng istirahat berbunyi. Pelajaran dilanjutkan setelah istirahat.

Pas kami semua masuk lagi, terjadi kehebohan mahabarata. Guru bahasa indonesia berubah kulit jadi hijau seperti Hulk karena geram. Pasalnya, judul tulisan di papan tulis teah berubah menjadi: Nusa dan Bangsat Indonesia. Ada yang yang menambahkan hurup T!

Gak ada yang berani mengaku siapa pelakunya. Sidik jadi tak ada. Semua murid punya alibi. Saksi mata saksi hidung dan saksi pankreas tidak ada pula. "Pokoknya, kalo gak ada yang mengaku, semua bapak hukum dijemur di lapangan!" teriak si pak guru bahasa indonesia. Semua hening. Hening. Bahkan suara bom atompun terdengar jelas.

"Mol..." aku berbisik ke telinga si Maulana, Mol itu panggilan sayangku padanya.
"Apa?" bisik si Maulana.
"Daripada semua dihukum, gimana kalo kita berdua yang mengaku berbuat hal itu..." tiba-tiba aku punya gagasan yang heroik. Ya. Heroik banget deh rasanya waktu itu. Lebih baik kami berdua aja yang dihukum sekalipun kami tidak bersalah.
"Hmmm... baik! Ayo!" Ternyata si Maulana pemberani juga. Dia langsung berdiri. Saya juga. Kami berdua melangkah pasti menuju meja guru. Semua terperangah. Mata terbelalak. Hidung meler. Kaki pecah-pecah. Ginjal menggeliat. Suasana tegang.

"Pak, saya yang melakukannya!" Ujar Maulana membuka pembicaraan.
"Hmmm" Pak Guru hanya melirik sambil manyun. Lalu dia melihat ke arahku yang cuman diam menunduk. "Lalu kamu ngapain?"

Tiba-tiba seperti diserang badai masuk dari punggung menuju otak keluar berupa keringat dingin. Kaki gemetar, tangan memanas, perut berbunyi. Aku ketakutan!

"Euhhh... euhhh....euh..." Lidahku kelu, dan tiba-tiba... "...saya cuman nganter, Pak...", itu yang keluar dari mulutku. Lalu aku mundur dan duduk sambil tertunduk. Siang itu si Maulana dihukum jemur dan lari keliling lapangan.

Mungkin yang denger cerita ini merasa lucu. Tapi aku sungguh menyesal. Mol, kalo kamu baca blog ini, maafkan aku yang penakut ini ya!

SPONSOR