BUAT YANG CARI PEKERJAAN:

MamaOla

Rabu, 28 Mei 2008

PREDIKSI

Aku punya prediksi. Ini akan terjadi di masa depan. Waktunya sih bisa kapan saja, tapi pasti terjadi kok. Ayo buktikan! Hehehe.

1. Pulsa handphone akan jadi gratis. Jadi orang hanya tinggal beli alat (handphone)nya saja. Mirip-mirip kayak hotspot. Prediksi: tahun 2013.

2. Price tag (label harga ) pada fashion (baju, celana, topi, tas dsb) akan menjadi trend fashion. Orang tidak mencabutnya tapi membiarkannya tergantung dan terlihat. Mungkin ada yang menggunakan label harga asli dari tokonya, atau sebagai aksesoris tambahan dengan menambahkannya. Prediksi: tahun 2010.

Untuk sementara, dua dulu deh. Saya mau ke belakang dulu, diprediksikan saya mau buang air!

Jumat, 23 Mei 2008

PANCASILA!!

Gara-gara hari kebangkitan nasional kemaren, saya jadi inget waktu kelas satu SD ada pelajaran menghapal Pancasila. Semua murid harus maju ke depan dan menyuarakan dengan lantang dan lengkap sila-sila dari Pancasila.

Giliran Emung (begitu kami memanggil teman yang satu ini), si hitam manis dari Banjaran, maju ke depan. Dengan pede dan lantang keras dia berteriak....

"SATU... PANCASILA!"

"DUA....." (bingung)

Dia bingung, Ketuhanan yang Maha Esa itu sila pertama atau kedua ya?

Minggu, 11 Mei 2008

AMNESIA

Saya gak begitu peduli dengan gaya rambut, lagipula gayanya cuman bisa pendek doang, soalnya gak bisa panjang, cuman bisa gondrong alias tebel, kalo dibiarin gak dicukur maka rambutku bakalan kayak si Marge Simpson: meninggi.

Makanya saya gak perlu tukang cukur yang mahal-mahal. Cukup dicukur DPR MPR (Dibawah Pohon Rindang Melakukan Potong Rambut). Cukup sama MAS RUDI HADISUWARNO (MASa RambUt DIHAbisi senDIri aja SUsah WAnget sampe paRNO). Atau sama MAS GLENN FREDLY (PEnyanyi yANg meNYAnyikan LaGU CUKup suDAh).

Yang paling aku gak suka selama aksi potong rambut adalah ngobrol sama tukang cukurnya. Takutnya si tukang cukur gak konsen en bukannya memotong rambut malah memotong buah-buahan. Ada tukang cukur yang memang senang ngobrol sebagai servisnya dia pada pelanggan, tapi ada juga yang diam seribu bahasa. Berikut adalah obrolanku sama si tukang cukur di bulan Oktober 2007:

Tukur (Tukang cukur): Mas, kuliah atau kerja?
Saya (aku, gue): Kerja… (sambil rada males)
Tukur: Oooh… kerja di mana, mas? (sambil ambil pisau cukur)
Saya: Di majalah, di Bandung… (sambil merhatiin kemana pisau itu mendarat)
Tukur: Ooohh, wah asiknya kerja di majalah… bla-bla-bla.

Bulan berikutnya, Nopember 2007, tukang cukur yang sama.

Tukur: Mas, kuliah atau udah kerja?
Saya: Udah kerja…
Tukur: Oooh… kerja di mana, mas?
Saya: Di Bandung, di majalah…
Tukur: Ooohh, wah asik ya kerja di majalah… bla-bla-bla.

Sebulan kemudian, Desember 2007, rambut saya udah panjang lagi. Tukang cukur yang sama:

Tukur: Mas, masih kuliah, atau udah kerja?
Saya: Kerja…
Tukur: Oooh… kerja di mana, mas?
Saya: Di majalah, di Bandung..
Tukur: Ooohh, wah asik dong kerja di majalah… bla-bla-bla.

Saya jadi curiga. Apakah si Tukur ini mengidap amnesia?

Sabtu, 03 Mei 2008

BOBBY: SEPUPU DAN CUCUKU

Om Bobby. Begitu si Bola Keju memanggilnya. Jangan dulu ngebayangin seorang om-om berkumis pake sepatu necis bawa-bawa linggis sembari makan buncis di hari yang gerimis, dia hanya seorang anak kecil umur tiga tahun. Yaaa… beda setahun ama si Bola Keju. Lalu kenapa dia dipanggil Om Bobby?

Ceritanya panjang kalo diurut dari cerita nabi Nuh. Singkatnya, aku punya paman namanya Mang Dadang (Mang adalah sebutan untuk paman dalam bahasa sunda), dia adalah adik kandung dari kakaknya istrinya papanya adik saya. Sekaligus saudara dari tetangganya temen saya. Hobinya dulu adalah tari kejang. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan.

Sampai mana tadi? Oh ya… Sementara itu saya punya keponakan, anak dari sepupu saya dari pihak Papa. Sebut saja namanya Hanny, karena memang namanya Hanny. Nah… apa hubungannya dengan Mang Dadang dan Om Bobby?

Paman saya (Mang Dadang) dan keponakan saya (Hanny) ternyata berjodoh. Seperti sepasang sejoli yang dirundung cinta. Seperti semut menemukan gula. Seperti buah tomat tak berbiji. Bak embun menetes di pagi hari. Awan berarak dan gajah duduk bersila. Buah manggis buah delima. Mereka akhirnya menikah.

Setelah menikah, status mereka terhadap saya tentu saja jadi membingungkan. Apakah Mang Dadang itu paman saya atau keponakan saya? Apakah Hanny itu keponakan saya atau bibi saya. Apakah saya perlu tetep manggil dia Mang? Apakah saya harus mulai memanggil Hanny dengan sebutan Tante? Apakah lambang negara kita garuda pancasila? Apakah sebabnya laut warnanya biru? Apakah bedanya bebek ama kuda? Dan banyak lagi ‘apakah-apakah’ yang lainnya.

Belum reda permasalahan penyebutan status, lahirlah Bobby dari rahim Hanny yang telah dibuahi Mang Dadang. Tak perlu dijelaskan secara detail bagaimana terjadinya, yang pasti bayi itu sekarang sudah menginjak usia tiga tahun! Padahal waktu dia lahir, usianya belum tiga tahun lho. Dia baru berusia tiga tahun setelah tiga tahun kemudian. Nah, masalah lain timbul, apakah Bobby itu sepupu saya (karena dia anak dari paman) ataukah dia itu cucu saya (karena dia anak dari keponakan saya).

Setahun kemudian, lahirlah si Bola Keju. Bukan dari rahimku, tapi dari rahim istriku. Saya gak ingat kapan saya menyimpannya, karena banyak yang saya simpan disana. Kini… Bobby dipanggil Om Bobby sama si Bola Keju karena dia adalah sepupu saya yang otomatis menjadi pamannya si Bola Keju. Tapi kadang-kadang cukup dipanggil dengan nama Bobby doang mengingat dia juga adalah cucu saya. Tapi.. si Bola Keju gak peduli, dia cukup memanggilnya dengan sebutan: Bubi. Lha wong dia belum bisa ngomong. Si bola Keju dan Bubi suka telepon-teleponan.

Oh iya. Laut berwarna biru karena pantulan dari langit. Dan bebek berkaki dua sedangkan kuda berkaki empat. (F!)

SPONSOR